Tuesday, November 12, 2013

Catatan Tutorial HPM

Policy maker di masa yang akan datang

  • Kita berusaha menganggap mahasiswa saat ini akan menjadi manajer dan bahkan policy maker di masa yang akan datang.
  • Mereka yang belajar saat ini seolah-olah sedang berhadapan dengan isu yang sama di masa akan datang dari topik diskusi dalam tutorial.
  • Manajer kerap harus bertindak sebagai "policy maker" ketika mereka memecahkan masalah yang kebetulan tidak diatur atau bukan sedang menjadi pilihan di kebijakan yang ada. 

Mengikuti isu kebijakan di berita online


  • Untuk kepentingan tutorial, dosen dan mahasiswa lebih baik menemukan kasus-kasus yang ada di koran on line yang terkait dengan bidang studi mereka.
  • Mereka diminta menjelaskan isu kebijakan dari kasus yang mereka temukan di online news. Cara ini membuat mereka terpapar dengan argumen berdasarkan stakeholder yang dikutip dalam berita. 
  • Mereka juga mudah mengambil konteks dari kebijakan yang sedang hangat.

Perspektif tempat kerja (work based)


  • Tetapi point yang penting adalah menempatkan mahasiswa sebagai pengambil kebijakan dan manajer. Mereka harus melihat masalah dari perspektif tempat kerja mereka saat ini. 
  • Perspektif work based merupakan cara minimalis agar sekolah S2 bisa berguna untuk paling sedikit memperbaiki situasi atau pengaruh dari tempat kerja mereka. Jangan sampai terjadi sebuah situasi gajah di pelupuk mata tak diperhatikan, kuman di seberang laitan justru diseriusi. 
  • Tutor wajib mendorong mahasiswa memahami situasi tempat kerja mereka dan kebijakan yang berada di bawah wewenang mereka. 

Seolah sebagai konsultan

  • Mahasiswa diminta seolah sedang menjadi konsultan kepala daerah di tempat mereka tinggal. Kepala daerah memberikan arahan kepada dinas yang berkepentingan dan dinas-dinas yang berkaitan lainnya. Mahasiswa harus bisa memahami peta pelayanan kesehatan yang ada di daerah mereka. 

Bagian dari group interest (kelompok pendukung)

  • Mahasiswa diminta terlibat dalam kelompok pendukung atau penentang dari kebijakan yang ada. 
  • Mereka harus bisa mengungkapkan argumen dari posisi mereka. Mereka harus bisa menunjukkan evidence yang menjadi dasar dari argumentasi mereka. Jika mahasiswa bisa bekerja sebagai bagian dari kelompok kepentingan, posisi ini bisa terus ia bangun hingga mereka lulus dari pendidikan. 
  • Kita gagal membuat mahasiswa menjadi aktor dan mendiskusikan pikiran-pikiran praktis mereka di bangku kuliah. (Pikiran praktis adalah pikiran apa adanya, yang lebih lanjut bisa dicari konsep terkait dan evidence yang terkait dengannya). Kita gagal membuat bahan bacaan nyambung dengan pengalaman.

Apa yang dianggap isu policy?

  • ada konteks yang menentukan mengapa kebijakan itu diangkat, direview, atau dibahas?
  • ada aktor yang berada di balik kebijakan, apakah mereka termasuk yang mendukung atau yang menolak.
  • perkembangan permasalahan yang membawa ini menjadi perhatian publik, ahli di bidangnya, manajer program, kelompok kepentingan, dan politisi.

1 comment: